Sabtu, 21 Juli 2012

Kisi-kisi UKG 2012

Mulai bulan Juli 2012 Kemendiknas akan menyelenggarakan Uji Kompetensi Guru yang sudah bersertifikasi. Banyak guru yang merasa resah dengan berita tersebut,tetapi ada juga yang menanggapinya secara dingin dan tak perduli.

Semakin dekat dengan pelaksanaan yang rencananya akan diselenggarakan per 31 Juli 2012,terlihat banyak guru yang mulai mencari kisi-kisi atau bahkan materi yan diujikan. Kami disini mencoba membantu teman-teman guru yang membutuhkan, inilah materi pedagogik bahasa Indonesia berdasarkan kisi-kisi UKG 2012.



MATERI BAHASA INDONESIA
BERDASARKAN KISI-KISI UKG 2012



1.1.1 Menganalisis karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD

Karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD (6 – 10 tahun), meliputi tahapan dimana siswa sudah bisa menggunakan kalimat panjang, lengkap dan benar. Disamping itu siswa pada usia itu sudah mampu menggunkan kata sifat, bahkan sudah memahami kata-kata yang sebelumnya tidak jelas baginya.



1.1.2 Memilih materi ajar aspek membaca di kelas rendah SD.

Materi ajar membaca bagi siswa kelas redah (Kelas I – II) diawali dengan teknik membaca nyaring, yang diistilahkan dengan pengajaran membaca permulaan. Fokus dari membaca permulaan adalah siswa mampu memindai lambing-lambang nahasa tulis dengan pelafalan memindai dan memaknai lambing-lambang bahasa tulis.



1.1.3 Memilih materi ajar aspek menulis di kelas tinggi SD.

Pada kelas tinggi, materi ajar asfek menulis diarahkan untuk membentuk kemampuan komunikasi tulis. Keterpaduan asfek pengetahuan (schemata) dengan asfek kebahasaan diolah melalui mekanisme psikofisik dan strategi produktif untuk menghasilkan tulisan yang sesuai dengan konteks. Strategi produktif dalam hal ini adalah kemampuan mental untuk mengimplementasikan kebahasaan dengan pengetahuan tentang dunia (schemata) dalam kontek penggunaan bahasa (tulis).



1.2.1 Memilih berbagai metode pembelajaran menulis permulaan yang dapat mengembangkan kemampuan dan kegemaran menulis siswa.

Metode pembelajaran membaca permulaan di kelas rendah SD difokuskan pada metode pembelajaran membaca tekniks. Membaca teknis adalah membaca nyaring . Teknik pelaksanaan pengajarannya adalah vokalisasi atau menyuarakan bahan bacaan.



1.2.2 Merancang berbagai kegiatan menulis di kelas tinggi yang dapat meningkatkan kemampuan menulis dan berpikir siswa.

Beberapa rancangan kegiatan menulis di kelas tinggi yang dapat meningkatkan kemampuan menulis dan berfikir siswa, adalah :

1. Model pembelajaran Citra 1 (Cari Ide Tulisan Tanpa Ragu)

Model pembelajaran ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan siswa menuliskan idea atau kata-kata kunci dalam kegiatan curah pendapat.

2. Model pembelajaran Citra 2

Model pembelajaran ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan siswa menuliskan idea atau kata-kata kunci atau frase yang berkaitan dengan suatu tofik dalam table.

3. Model pembelajaran Citra 3

4. Model pembelajaran ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan siswa menuliskan idea atau kata-kata kunci atau frase yang berkaitan dengan suatu tofik dalam diagram

5. Model pembelajaran citra 4

Model ini ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan siswa menuliskan tanggapan (repons) singkat dalam bentuk tulisan terhadap suatu fenomena atau suatu hal

6. Model pembelajaran citra 5

Ditujukan untukmeningkatkan keterampilan siswa menulis sebuah tofik dalam paragraph.

7. Model pembelajaran menulis proses

Difokuskan untuk pembelajaran menulis informal.



1.2.3 Memperjelas perencanaan dan pelaksanaan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Sastra perlu memperhatikan, beberapa hal :

1. Ranah kognitif

- Paktor ingatan

- Paktor pemahaman

- Paktor penerapan

- Paktor analisis

- Paktor sintesis

- Paktor penilaian

2. Ranah afektif

Ada dua hal yang perlu dinilai dalam ranah afektif yaitu kompetensi afektif dan kompetensi sikaf serta minat siswa terhadap proses pembelajaran dan mata pelajaran

3. Ranah psikomotor

Dalam ranah ini aspek yang dinilai melipui gerakan awal dan gerakan rutin, yang meliputi :

a) Kemampuan siswa menggerakan anggota badan

b) Kemampuan siswa menggerakan semi rutin, yaitu kemampuan menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan

c) Kemampuangerakan rutin, yaitu kemampuan menggerakan seluruh anggota badan menyeluruh dengan sempurnah dan sampai pada tingkatan otomatis.



1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian, tujuan, jenis, dan manfaat) membaca, dan menulis

1. Membaca

a. Pengertian membeca

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi.

b. Tujuan membaca

Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca

yaitu:

a. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik.

b. Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alatalat rumah tangga).

c. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki.

d. Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis.

e. Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia.

f. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan dalam koran, majalah, laporan).

g. Memperoleh kesenangan atau hiburan.

c. Jenis-jenis membaca

Menurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa

d. Manfaat membaca adalah untuk mendapatkan inormasi tentang hal-hal yang dibutuhkan dan dimnati

2. Menulis

1. Pengetian menulis

Menurut Jago Tarigan ( 1995: 117) menulis berarti mengekpreikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.

2. Tujuan menulis

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwatermasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agakhalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman bartentang berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.

b. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembadapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yadikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembadengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penumampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat,dan mudah dicerna.

c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalumembaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terusbertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akamenentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpemisalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargapendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.

d. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, buka monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.

3. Jenis-jenis menulis

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu persatu.

4. Manfaat menulis

Dapat menyampaikan ide, gagasan, saran, motivasi, bujukan dan sebagainya kepada orang lain secara luas dan langsung.

1.3.2 Menemukanberbentuk isi atau pesan pokok wacana lisan monolog dan dialog dalam kehidupan sehari-hari, seperti berita, pidato.

Biasanya soal benbentuk, penggalan isi berita atau pidato, dan kita dihadapkan pada pilihan isi atau pesan dari penggalan pidato tersebut.



1.3.3 Menemukan isi atau pesan pokok dalam wacana naratif seperti cerita rakyat, puisi.

Bentuk soal, menyajikan penggalan cerita rakyat, atau puisi kemudian kita dihadapkan pada pilihan menentukan isi atau pesan dari penggelan cerita atau puisi tersebut.



1.3.4 Membandingkan berbagai jenis wacana bahasa Indonesia (deskripsi dan narasi,).

Bentuk soal, disajikan dua atau lebih penggalan wanaca berbentuk narasi atau deskrifsi, kita diminta untuk membandingkan wacana-wacana tersebut, bisa dari isinya, cara penulisannya, idea pokoknya, dsb.



1.3.5 Menyusun berbagai bentuk/jenis tulisan surat.

Ada dua bentuk jenis surat, yaitu :

1. Surat pribadi (surat dari pribadi untuk orang lain yang yang sifatnya pribadi)

2. Surat dinas (surat yang dikeluarkan oleh lembaga, atau pimpinan lembaga untuk pihak lain, bisa lembaga lain, bawahan atau intansi lain, yang berisi tentang informasi kedinasan.



1.4.1 Menganalisis unsur intrinksik dan ekstrinsik, struktur, dan ciri-ciri karya sastra

1. Unsur instrinsik pada karya sastra adalah unsure yang terkandung didalam karya sastra itu sendiri, yang meliputi; tema, amanat, alur, watak, latar dan sudut pandang.

2. Unsur ekstrinsik adalah unsure-unsur di luar karya sastra pembentuk karya sastra, meliputi; latar belakang pengarang dan keadaan social bidaya saat penulisan karya sastra tersebut.

3. Struktur karya sastra meliputi unsure fiksi dan keindahan baik bahasa maupun isinya.

4. Ciri karya sastra; isinya berbentuk khayalan, ditulis dengan bahasa yang indah, menarik dan dapat mempengaruhi emosi pembacanya.



1.4.2 Menyusun langkah-langkah membuat parafrase puisi ke prosa.

Langkah-langkah bagaimana cara mengubah sebuah puisi ke dalam bentuk prosa tanpa mengubah makna dari puisi tersebut. Caranya sebagai berikut;

1. Bacalah puisi berkali-kali hingga paham akan isinya.

2. Tambahkan kata-kata atau tanda baca-tanda baca yang sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat, penambahan kata-kata atau tanda baca harus sesuai dengan pemahamanmu terhadap isi puisi. Penambahan kata-kata atau tanda baca ditulis dalam tanda kurung.

3. Ubahlah puisi (beserta kata-kata dan tanda baca yang telah kamu tambahkan tadi) ke dalam bentuk prosa.



1.4.3 Menilai prosa

Ada tiga cara penilaian karya prosa, yaitu :

a) Teknik penyekoran holistic ( Penilaian berdasarkan kesan secara keseluruhan dari sebuah karya sastra.

b) Teknik penyekoran analitik ( Penyekoran berdasarkan pada komponen-komponen pembentuk karya prosa dengan melakukan penghitungan secara rici, meliputi; judul, gagasan, dll)

c) Teknik penyekoran terhadap unsur-unsur yang diutamakan (Teknik penilaian keseluruhan karya prosa yang diutmakan pada unsure-unsur utama pembentuk karangan, misalkan komponen struktur, kosa kata, gaya, isi, atau organisasi.



1.4.4 Mengapresiasi drama.

Drama adalah salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni, yaitu

seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang yang melihat drama sebagai seni sastra menunjukkan perhatiannya pada seni tulis teks drama yang dinamakan juga dengan seni lakon. Teknik penulisan teks drama berbeda dengan teknik penulisan puisi atau prosa. Orang yang menganggap drama sebagai seni pertunjukan (teater) fokus perhatiannya ditujukan pada pertunjukannya atau pementasannya, tidak semata pada teksnya saja. Teks sastra menurut pandangan mereka hanyalah bagian dari seni pertunjukan yang harus berpadu dengan unsur lainnya, yaitu: gerak, suara, bunyi, musik, dan rupa.














Senin, 02 Juli 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

            Dengan diterapkannya kenaikan pangkat guru 2013,mau tidak mau guru harus mampu menulis agar dapat naik kejenjang berikutnya. PTK merupakan salah satu karya yang merupakan Hasil penelitian guru yang diawali dengan adanya permasalahan yang ditemui pada saat pembelajaran.

Inilah  yang diharapkan, tak hanya mengajar, tapi guru juga mampu mengadakan penelitian. Sama seperti dosen tak hanya memberikan kuliah pada mahasiswa tapi juga mampu mengadakan penelitian. Produktivitas bisa dilhat juga dari berapa banyak yang dilakukan. Dan untuk tingkat sekolah pasti sudah tidak asing dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan mengadakan penelitian kelas berarti mengindikasikan bahwa guru tak hanya mengajar tapi juga mampu untuk mengadakan perubahan dalam melaksanakan tugasnya yang lebih baik.

            Ciri khas PTK atau Penelitian Tindakan Kelas dibandingkan dengan penelitian ilmiah pada umumnya, adalah adanya masalah pembelajaran dan tindakan perbaikan untuk memecahkan masalah dalam kelas yang kita ajar. Melalui proses penelitian tersebut, secara dinamis guru senantiasa melakukan perbaikan pembelajaran di kelas dan mengembangkan keahlian mengajar. Jika setiap guru melakukan penelitian tindakan ini guru akan berkontribusi dalam memajukan kualitas pendidikan di negara ini.

 PTK merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. Apakah PTK dapat dilakukan sendiri? Ya. Guru dapat menjadi pengajar sekaligus peneliti. Namun pada pelaksanaannya, guru sebaiknya perlu melakukan langkah penelitian ini secara bersama-sama dengan teman sejawat (sebagai kolaborator) dari awal hingga akhir secara kolaborasi. Mengapa demikian? Karena ketika kita melakukan sebuah penelitian yang dimulai dengan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan perbaikan, (3) pengamatan dan (4) evaluasi refleksi tindakan; maka kita perlu kolaborator yang membantu kita mengamati pelaksanaan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Tujuannya memberikan penilaian dari instrumen yang kita buat sebagai alat ukur penelitian, misalnya. Selain itu kolaborator dapat memberikan umpan balik ( feedback ) pada saat evaluasi refleksi yang tujuannya perbaikan tindakan yang kita lakukan. Nah masukan dan data-data yang diberikan kolaborator dapat menjadi bahan perbaikan untuk penelitian tindakan pada siklus berikutnya. Kemudian, siapakah pejabat yang bisa mengesahkan PTK? Pada lingkup sekolah, PTK bisa disahkan oleh kepala sekolah.

Dikutip dengan perubahan dari www.republika.co.id